Minggu, 14 Agustus 2016

Takut dengan cerita nenek Arum

Takut dengan cerita nenek Arum


hallo sobat namaku deka aku mau cerita nih tentang kehidupanku di as
Cuaca malam terlihat indah kutatap sang bintang dan bulan yang memancarkan cahaya yang membuat malam semakin indah malam ini. Sang penguasa malam kali ini terlihat menawan ,karena asyik menatap bintang aku tak sadar untuk piket dapur karaena melamun dan membayangkan andai aku bisa pergi ke planet bulan bersama orang yang aku sayang ,betapa senang hati ini lengkap sudah apa yang aku dambakan.

malam semakin larut dan ahirnya aku menjalankan tugasku untuk piket dapur yang diadakan malam secara bergantian ketika semua teman-teman selesai makan semuanya.
makan masih banyak dan sisanya aku buang menggunakan angkong gerobak yang selalu setia menemani ku ,biasanya makan seperti sate atau dikenal dengan sayur terong ,sisa-sisa nasi aku buang di sungai yang letaknya di nenek Arum.

Saat membuang sayur serta yang lainya kudengar seperti orang yang mengharap kedatanganku untuk menemuinya ternyata apa yang aku rasakan benar,ada nenek arum yang akan menasehatiku dia berkata padaku akan ada suatu masalah besar yang akan kamu hadapi dan kamu harus waspada dan siap siaga kata nenek Arum .kata nenek "sekarang sedang diawasi oleh polisi yang tiap malam mengawasi kedatangannya di sekolahku.polisi itu sebagai mata-mata untuk menangkap orang yang telah dekat deganku yang namanya Jhon dia seorang pengusaha kripik dan peternek Bebek yang lumayan sukses tapi sayang hidupnya tidak tentram karena menjadi buronan polisi sejak ia tertangkap basah ketika mengedarkan narkoba dalam mejalankan aksinya itu,tapi selalu gagal dah 2 kali ia keluar masuk penjara.
Cerita sinenek membuat hatiku berdebar tidak tenang rasa takut hatiku bila cerita ini sampai guru disekolahku tahu dan pikiran dalam otakku semoga aku tidak dikeluarkan dari sekolahan yang aku banggakan ini karena berteman dengan orang yang aku kenal secara mendalamtentang latar belakang secara pasti.cerita nenek selesai dengan nada melengking .Kulangkahkan kaki pergi menjauh dari rumah nenek dengan pikiran berkecamuk, cerita sinenek membuat selalu aku takut dan hanya berfikir negatif terus yang ada dalam genggaman otakku.
Pukul 11 malam telah tiba aku hanya bisa pasrah dan berdoa agar selalu mendapat perlindungan darinya dari segala macam mara bahaya yang aku hadapi seperti saat ini. setelah  hati tenang tak terasa  indra penglihatanku sudah terpejam dengan lelap meski hanya tidur di bengkel dengan beralaskan jok mobilambulan yang digunakan untuk mengambil makanan asrama setiap harinya akan tetapi disitulah kusimpan suka dukaku ini sebagai anak asrama.sang surya pagi telah datang lagi disambut dengan nyanyian burung yang membuat kagum diriku,tapi rasa takut cerita nenek arum terus membayangi  dan mulai detik ini kuniatkan untuk tak mengenal dia lagi hingga saat ini .

0 komentar:

Posting Komentar